Membumikan Tauhid Sosial, Menuju Reformasi Sosial
Penulis: Muh. Alifuddin
Mahasiswa S1 PAI IAI Muhammadiyah Bima
Sebagai organisasi
sosial kemasyarakatan, Muhammadiyah hampir-hampir tidak bisa diragukan bahwa
organisasi ini telah banyak memberikan kontribusinya pada bangsa sepanjang
sejarahnya Sebagai organisasi sosial
kemasyarakatan, Muhammadiyah hampir-hampir tidak bisa diragukan bahwa
organisasi ini telah banyak memberikan kontribusinya pada bangsa sepanjang
sejarahnya. Dengan jumlah pengikut yang cukup besar, kira-kira 15 sampai 20
juta jiwa, Muhammadiyah telah menempatkan diri sebagai ormas Islam terbesar
kedua, setelah NU di nusantara ini. Muhammadiyah, oleh sebab itu tetap akan
disorot apa kontribusinya dengan perkembangan dan kemajuan bangsa ini.
Sebagai gerakan
sosial, Muhammadiyah sepanjang sejarahnya telah menampilkan diri sebagai sebuah
fenomena gerakan dalam kehidupan keagamaan yang unik di Indonesia. Sebagai
organisasi, Muhammadiyah telah membuktikan bahwa dia bukanlah sekadar gerakan
pendidikan, atau khusus sosial keagamaan, melainkan juga gerakan yang sangat
aktif mendorong kebangkitan kembali masyarakat muslim Indonesia. Selain sumbangannya
yang mengesankan dalam bidang pendidikan, dalam bidang sosial, dalam bidang
politik, sayap perempuan dalam Muhammadiyah, yakni Aisyiyah merupakan sayap
gerakan perempuan yang paling kondusif dan progresif di dunia muslim manapun.
(Alwi Shihab, 1999)
Bahkan, selain
itu, dalam pandangan tokoh nahdhiyin ini, Muhammadiyah sebenarnya memiliki
sekurang-kurangnya empat peran penting yang antara satu dengan lainnya sangat
terkait. Keempat tersebut adalah; sebagai agen gerakan pembaruan; sebagai agen
perubahan sosial; sebagai kekuatan sosial politik; dan juga sebagai gerakan
“membendung secara aktif” misi-misi Kristenisasi di Indonesia. (Shihab, 1999)
Apa yang
dilakukan oleh Muhammadiyah dalam empat wilayah gerakannya, telah menempatkan
Muhammadiyah sebagai gerakan pembaruan Islam di Indonesia yang cukup
diperhitungkan dalam upaya melakukan “pembersihan-pembersihan” praktik-praktik
keagamaan yang menyimpang, sebagai praktek bid’ah dan khurafat yang sangat
menonjol pada masa-masa pra kemerdekaan dan awal kemerdekaan, bahkan sebenarnya
sampai saat ini.
Sementara, dalam
wilayah gerakan sosial, Muhammadiyah telah dengan sendirinya menempatkan diri
sebagai organisasi sosial yang “hampir sempurna” dalam melakukan proses-proses
pencerahan, perubahan dan pengembangan masyarakat melalui jalan modernisasi.
Modernisasi dalam arti tidak menjadikan hal-hal material dan duniawi sebagai
“kiblat” tetapi modernisasi sebagai sebuah model untuk melihat
fenomena-fenomena yang terjadi di nusantara. Muhammadiyah telah memberikan
kontribusinya yang cukup memadai dalam melakukan proses modernisasi dalam
masyarakat muslim Indonesia.
Muhammadiyah
diakui atau tidak dengan “proyek modernisasi” telah menjadikan bangsa ini
memiliki harga diri yang tinggi dan memiliki kedaulatan di tengah percaturan
global yang sarat dengan manipulasi-manipulasi. Muhammadiyah telah meningkatkan
harkat dan martabat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang modern. Inilah
sumbangan paling berharga dari Muhammadiyah sebab model-model tradisional yang
pernah menjadi bagian kehidupan bangsa ini, perlahan-lahan berubah sebagai
akibat dari cara pandang tentang modernisasi.
Kritikan gerakan Sosial Muhammadiyah Bima
Prof. Dr. H. A. Mukti Ali ketika mengantarkan
buku Dr. Mitsuo Nakamura ”Matahari Terbit di Balik Pohon Beringin”
menyebut Muhammadiyah sebagai gerakan serba wajah, sebutan
ini dimaksudkan untuk menunjukkan keragaman aktifitas Muhammadiyah.
Seperti dimaklumi, Muhammadiyah menyelenggarakan aktifitas dalam bidang
tabligh, pendidikan, ekonomi, dan juga politik. Dengan demikian,
Muhammadiyah di kalangan luar dipandang sebagai organisasi keagamaan,
organisasi sosial, organisasi pendidikan. Oleh sebab itu tidaklah
mengherankan, Muhammadiyah tercatat di Departemen Agama, Departemen
Pendidikan, Departemen Sosial. Bahkan pada tahun 1966 lewat surat Wakil
Perdana Menteri Bidang Sospol dan Menddagri, Muhammadiyah dinyatakan
sebagai ”orsospol” , yakni organisasi massa yang mempunyai fungsi
politik riil dalam masyarakat Indonesia.
perkembangan muhammadiyah dewasa....******Lanjut Pekan Depan..