Membangun Budaya membaca, menulis Kader IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BIMA

Kamis, 29 Oktober 2015

Catatan Kader



ANTARA HARAPAN DAN KEKELIRUAN

Ketika Jiwa tak lagi stabil, ketika hasrat tidak terpenuhi,
sikapi dengan nafsu, sikapi dengan kehendak akal.

Berlariku mengejar mimpi, diamku menjadi beban,
Ku ingin semua hal cepat dan tepat, tanpa loading tanpa proses

Dunia memang sudah instan, kehidupan makin sempit, lagkahku-pun terhalang.
Aku lahir untuk di binasakan oleh kawan, aku lahir di jadikan budak kepentingan,
Ku pikirkan ini sejak aku lahir.


Menjadi beban yang besar ketika kehidupan di kuasai dengan kehendak nafsu, saya lahir dengan kemampuan yang standar mencoba menguasai dunia dengan nafsu, ke egoisan sikap dan tindakan membawa pada dampak marjinalisasi kejiwaan, melawan kehendak dengan kelelahan berpikir, aku dan semua harapan dalam genggaman nafsu. Kini menjadi tugasku menjalani hidup ini tanpa harus berbuat, kini kudiamkan semuanya demi ketenangan batinku, aku harus menghindar dari semua perkelahian ini anatar kau dan mereka.

Catatan ini ingin memberikan rasa tenang pada jiwa yang dipermainkan, jiwa yang di gantung dengan belati harapan, meski kutau dulu kalian menginginkan aku untuk hadir dalam kehidupan itu, tapi sekarang semua menjadi beban, semua menjadi masalah. Berhentiku sejenak melihat rupamu yang penuh cahaya, yang penuh kegembiraan, karena engkau telah menangkan persidangan Tuhan dan aku.
Sedih melihat keadaan ini, satu sikap yang mencengangkan hadir dalam tubuh itu, menjadi penyakit yang mendarah daging yang sulit di pisahkan dengan bahan kimia manapun, jiwa telah menjadi batu, menjadi Tuhan dalam kebenaran kelompok yang suatu saat ada generasi terbaik bersamaku untuk menghadang kegelisahan ini.
Ciptakan sejarah dalam paradigmaku, ciptakan idiologi dalam subjektifitas reposisi dan ciptakan keangkuhan untuk menjadi kuat, sebab dulu alam ini indah dalam idiologimu, aku tak peduli kau mau penciptan apa? Asalkan jangan membebani saya ketika kau tanpil dalam mimbar-mimbar kesuksesan.. aku tunggu.
Dunia yang diciptakan dengan tangan besi dan hasrat, tanpa melihat Tuhan hadir dalam setiap kemunafikan itu dalam rangka menyaksikan perilaku dosa yang terus bergulir dalam generasi – generasi terbaik idiologi itu, melarang berbuat jahat untuk berfastabiqul khairat adalah pengertian yang mulia ketiak ku beranjak bersama mereka, kini menjadi sangat sederhana dan membingungkan, entah pahaman ini sudah tidak bermakna lagi ketika banyak persolaan yang mereka ciptakan dalam kediamannya yang selama ini terstruktur dengan baik.
Persoalan yang mendasar adalah ketika kalian tidak memahami ini, ketika jalan buntu yang kita temukan dalam ciptaan mau tidak mau merekalah yang kita butuhkan, dikarnakan merekalah yang memegang kendali dari semua kebutuhan itu, munafik ketika kita berbicara idialisme dalam sikap netral, turbulesi ini yang kita nikmati sekarang.
Saya gambarkan persoalan ini untuk mencerahkan kita semua tentang berbagai persoalan yang kita hadapi sekarang, semakin lama tidak akur, mereka sengaja menciptakan ketidak aturan ini, dikarna sikap keditatoran yang diciptakan dengan desain yang tersitematis, kini menjadi tugas kita untuk berfastabiqul khairat lebih-lebih diri kita, dengan keyakina saya pasti aka ada akhir dari semua polemik ini. Harapan dan kekliruan yang beraris dihadapan kita akan diperhadapkan dengan nilai, sebuah fatwa yang muncul dimulut kakandaku “Menjaga Marwah Organisasi” mereka dalah kelompok elit yang tidak tau dosa dan kekeliruan yang tidak pernah melanggar AD/ART dan peraturan, saya menyaksikan ini dengan Harapan, saya melihat ini penuh dengan kekeliruan. (aLiF)

Tidak ada komentar: