Membangun Budaya membaca, menulis Kader IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BIMA

Kamis, 29 Oktober 2015

IMM sebagai Gerakan Pembebasan

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
SEBAGAI GERAKAN PEMBEBASAN

A. Pendahuluan
          Pergolakan mahasiswa telah lama terbangun sejak masa penjajahan sampai masa kemerdekaan dan sekarang. Tentunya cita-cita dan kondisi perjuangan mahasiswa berbeda setiap zamannya. Pada masa pra kemerdekaan tujuan dan kondisi perjuangan mahasiswa Indonesia adalah merebut dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Lain halnya ketika masa post kemerdekaan perjuangan mahasiswa beralih menjadi gerakan penyeimbang dan pengontrol kinerja pemerintah. Dalam film Soe Hok Gie digambarkan bahwa pada tahun 1965 mahasiswa berbondong-bondong dalam aksi menolak pemerintahan orde lama. Selain itu tahun 1998 terjadi sebuah revolusi besar yang dilakukan mahasiswa terhadap pemerintahan Indonesia dengan mengundurkannya dictator orde baru yaitu presiden Soeharto. Akan tetapi ternyata polemic Negara kita tidak pernah selesai maka dengan demikian tugas mahasiswa sebagai agen perubahan, agen control, dan intelektual takan pernah selesai.

          Era revormasi sampai dengan sekarang telah mengalami banyak perubahan dalam dunia pergerakan mahasiswa. Banyak kepentingan elit politik menunggangi setiap gerakan mahasiswa. Sehingga idealism mahasiswa semaikin bias. Lantas apa yang kita harus lakukan sebagai mahasiswa? Upaya untuk menggerogoti idealism mahasiswa telah berhasil sejauh ini. Sehingga aksi-aksi yang dilakukan oleh mahasiswa tidak direspon positif oleh masyarakat karena mengingat mahasiswa sudah luntur idealismenya dan sudah ditunggangi kepentingan elit politik tertentu.
          Bagaimana dengan IMM? Saya kira IMM lambat laun semakin kehilangan ruh pergerakannya. Hal ini terlihat jelas bahwa sebagian besar kader IMM berkutat pada nilai-nilai religious. Sehingga mudah sekali digerogoti oleh paham-paham baru seperti paham gerakan Islam Transnasional. Ini yang mengakibatkan pola gerakan IMM sama halnya dengan Lembaga Dakwah Kampus. Padahal sejatinya cirri dari pergerakan mahasiswa adalah progresifitas yang tinggi dalam mengawal kemajuan kampus, daerah dan Negara.
          Di sini kita perlu konsepsi dimana kedepan IMM akan lebih progresif dalam gerakannya. Tidak hanya dalam gerakan dakwah dan social akan tetapi IMM harus turun serta dalam mengawal Bangsa Indonesia untuk lebih baik. Turun serta di sini  bukan berarti IMM secara terbuka ikut berpolitik praksis, akan tetapi IMM harus menjadi stabilitas kehidupan social, Bangsa dan Negara. IMM sebagai organisasi mahasiswa yang salah satu tujuanya adalah untuk mencetak kader bangsa ini harus mempunyai pemetaan yang jelas untuk menjadi kader bangsa. Kadar bengsa disini adalah wilayah-wilayah strategis dalam pemerintahan yang mana para kader out put IMM harus menempati ruang itu, sebagai salah satu jembatan untuk memajukan organisasi.
          Di sini, dalam tulisan ini saya akan mencoba memberikan konsepsi saya mengenai IMM sebagai gerakan mahasiswa yang membebaskan. IMM secara harus berupaya menafsirkan sesuatu secara kontekstual, insklusif dan progreseif sehingga perjuangan yang akan dilakukan IMM lebih mengarah pada pembebasan. Dalam makalah ini, yang akan saya awali pertama adalah menggambarkan konsep gerakan IMM itu sendiri, kemudian baru saya akan bagaimana gmabaran gerakan pembebasan dan akan saya tawarkan konsep mengenai gerakan IMM yang membebaskan.

B. Konsep Gerakan IMM
          IMM sebagai organisasi mahasiswa mempunyai konsep gerakan yang tidak sama dengan yang lainnya. Selain sebagai gerakan mahasiswa, IMM sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, yang berlandaskan atas Al-Quran dan As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah ini sebagai pedoman hidup umat manusia, sehingga gerakan dakwah IMM merupakan gerakan dakwah tajdid seperti Muhammadiyah ayahanda dari IMM.
          Selanjutnya, IMM mengenal trilogy yang menjadi kebanggaan para kadernya yaitu intelektual, humanis, dan religius. Ketiga trilogy tersebut merupak interpretasi dari tugas mahasiswa secara umum yaitu sebagai agent of change, agent of social control, dan agent intellectual. Berdasarkan hal tersebut, kadr IMM harus mempunyai intelektual yang tinggi dan mapan, peduli dengan keadaan social dan takwa terhadap Alloh Swt. Dalam gerakannya IMM berupaya menciptakan kader intelektual religious dan kader social religious. Ini dapat dilihat dari event-event yang dilaksanakan.
          Lambat laun perkembangan tajdid haruslah dirubah dalam paradigm kader-kader penerus Muhammadiyah. Karena dalam menuju abad ke dua ini, Muhammadiyah telah terjebak dalam konservatisme ke modernannya. Hal ini dapat dilihat Muhammadiyah hanya terus-menerus mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah, akan tetapi dalam segi pemikiran Muhammadiyah telah jauh tertinggal dengan tetangganya sendiri yaitu Nahdlatul Ulama. M. Dawam Raharjo  dalam buku Satu Abad Muhammadiyah mengatakan Muhammadiyah mengalami kemunduran lantaran sikap konservatisme dan fundamentalismenya. Hari depan Muhammadiyah dengan demikian adalah hari depan yang suram karena tidak lagi mewakili pemikiran yang moderat dan modern di Indonesia.
         
          Apa yang dialami Ayahandanya Muhammadiyah di atas juga dialami oleh IMM. IMM hanya berkutat pada pemikiran konservatif dan fundamentalisme, sehingga dengan mudah IMM dapat digerogoti oleh ideology-ideologi yang tidak baik demi perkembangan pergerakan IMM kedepan dan secara perlahan-lahan akan menghilangkan ideology Muhammadiyah. Seperti dimasukinya faham Islam Transnasional seperti Hizbut Tahrir yang membawa misi politik inernasional yaitu mendirikan khilafah. Bentuk sumbangsih dari pemikiran IMM itu seperti apa. Selama ini, dalam perjalanan saya aktif di IMM belum menemukan cirri pemikiran dari IMM. Adapun trylogi IMM adalah hanya sebuah identitas atau jati diri dari IMM. Akan tetapi saya sering bertanya-tanya mengenai trilogy tersebut karena sejatinya gambaran trilogy tersebut dalam diri kader IMM Bima saya belum menemukan.

C. Gerakan Pembebasan
      
Saya awali dengan arti dan makna pembebasan. Kata pembebasan berasal dari kata free/freedom yang artinya bebas/merdeka. Pembebasan dalam benak saya merupakan sebuah paradigm membebaskan umat manusia dari ketertindasan, dari belenggu kebodohan dan kemiskinan. Terciptanya ketimpangan social seperti kemiskinan dan kebodohan merupakan hasil dari penindasan system kapitalisme yang berkembang. Dalam kapitalisme rakyat Indonesia dijadikan alat produksi, dikuras habis tenaga dan pikirannya demi mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya ini yang dimaksud dengan penghisapan. Lebih luas lagi selain itu, masyarakat Indonesia dijajah dengan budaya negative yang dibawa melalui media televisi dan inernet.
Dalam teori marxisme, dengan adanya penghisapan oleh sebuah di Negara maka akan menciptakan kelas social. Kalas social yang dimaksud adalah kelas pemodal dan kelas buruh. Para buruh ini kemudian dihisap dengan dipekerjakan dengan upah yang sangat minim. Maka disinilah terjadinya sebuah ketidak merataannya social. Orang kaya bertambah kaya dan orang miskin bertambah miskin. Gerakan pembebasan kemudian dilakukan oleh para buruh untuk menuntut hak mereka. Maka disebut dengan perjuangan kelas. Perjuangan kelas ini dilakukan oleh  kaum proletariat, kaum buruh, orang-orang miskin, petani, dan tukang becak. Gerakan para kaum proletat ini merupakan gerakan pembebasan atau gerakan revolusioner demi terciptanya Negara tanpa kelas atau Karl Marx menyebutnya dengan masyarakat komunis.
Kita lihat founding father kita yaitu Soekarno. Dalam masa perjuangan kemerdekaan Soekarno membawa gerakan pembebasan dalam bingkai marhaenisme. Marhaenisme ini berangkat dari marxisme dan keadaan social Indonesia, yang notebene adalah para peteni, dan para buruh. Ini yang menjadi landasan perjuangan bangsa Indonesia pada tempo dulu. Selin itu kita lihat Tan Malaka. Tan Malaka adalah tokoh filsafat asli dari Indonesia yang mempunyai konsep yang cukup matang dalam mengupas keadaan tatanan social Indonesia. Bukunya yang terkenal dan sering menjadi rujukan para kaum pergerakan adalah Materialisme Dialektika dan Logika (MADILOG). Sejatinya kedua tokoh tersebut adalah beragama Islam. Akan tetapi demi membebaskan masyarakat dari kungkungan penjajahan mereka menggunakan teori marxisme sebagai alat analisis dan gerakannya.
Selain itu, di dunia Islam kita mengenal Muhammad Abduh, Hasan Hanafi, Asghar Ali Enginer, Muhammad Arkon dan para pemikir Islam lainnya. Mereka mengangkat persoaalan pendidikan, kemanusiaan dan pembelaan terhadap kaum perempuan yang merupakan bentuk pembebasan dalam pemikiran Islam. Kita sebagai mahasiswa muslim harus mempunyai pemikiran yang prgresif. Pemikiran-pemikiran revolusioner dari Hasan Hanafi dan Asghar Ali Enginer jangan menjadi asing untuk kita. Pemikiran-pemikiran meraka akan menjadi sebuah pencerahan untuk kita.
Cendikiawan muslim Indonesia seperti Buya Syafii Maarif, K.H. Abdurrahman Wahid, Noor Cholis Madjid dan tokoh pluralism lainnya memberikan sumbangsih begitu besar dalam pemikiran Islam. Islam terasa luas dan begitu lunak jika dimaknai secara universal. Sesuai dengan kemajemukan bangsa Islam sejatinya menjadi agama rahmatan lil alamin. Ini adalah sebuah bentuk representative yang sangat baik dari hubungan manusia dengan manusia. Dalam bingkai pluralism bukan berarti membentuk agama baru, akan tetapi lewat pluralism dapat menyatukan seluruh komponen umat beragama dalam menjunjung tinggi bangsa yang satu bangsa Indonesia.
Selain itu, pendiri Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan mempunyai pemikiran yang progresif dalam upaya merubah dan memajukan tatanan social. Dalam teology al-ma’un semangat bersosial yang menjadi cirri dari pergerakan Muhammadiyah. Ini merupakan sebuah bentuk pembebasan. Dimana dalam teology al-ma’un memberantas kemiskinan dan kebodohan adalah suatu hal yang utama dalam upaya membangun dan mencerdaskan bangsa. Demikianlah beberapa gerakan pembebasan yang saya gambarkan.

D. MDH Sebagai Alat Analis gerakan IMM
         
          Kita mulai dari penjelasan MDH. Apa itu MDH? MDH merupakan kepanjangan dari kata Materilalisme Dialektika Historis. Materialisme Dialektika adalah sebuah metode berpikir dalam menganalisa penindasan-penindasan yang terjadi pada manusia dan dilakukan oleh manusia. MDH ini diciptakan oleh tokoh filsafat terkenal dari jerman yaitu Karl Marx (1883). Marx adalah tokoh revolusioner yang hidupnya digunakan demi kemanusiaan. Marx dalam menulis bukunya bekerjasama dengan Fredric Angles.
          Kenapa MDH sebagai alat analisi IMM? IMM sejatinya adalah sebuah pergerakan mahasiswa. Sebuah pergerakan mahasiswa mempunyai cirri progresif dan masiv. Materilisme Dialektis Historis sangat cocok sebagai alat analisis teman-teman di IMM. Hal ini kerena MDH merupakan sebuah teori dan praksis dalam upaya mengalisa penindasan penindasan yang terjadi di Negara kita. Dalam MDH lebih mengutamakan praktik dibandingkan teori akan tetapi dalam mempelajari MDH kita tidak dapat terlepas dari bacaan teori-teori yang berkembang kemudian untuk dipraktekan.
          Ciri dari MDH adalah adanya sebuah perjuangan kelas. Seperti dikatakan di atas, perjuangan kelas ini muncul karena danya penghisapan pada manusia. MDH adalah suatu senjata teori atau moril bagi proletariat untuk mengubah sistem masyarakat lama, menghapuskan penghisapan manusia oleh manusia dan menciptakan dunia baru yaitu masyarakat tanpa kelas. Tegasnya,  MDH  dan proletariat adalah dua hal yang tidak dapat dipisah-pisahkan  dalam mewujutkan masyarakat tanpa kelas itu. Seperti yang ditegaskan oleh Marx, bahwa proletariat mendapatkan senjata morilnya pada MDH, sedangkan MDH mendapatkan senjata materiilnya pada proletariat. Kita adalah bagian dari proletariat yang turut dihisap oleh system Negara yang menindas.
          IMM dengan teori MDH akan memberikan kontribusi penting dalam membebaskan rakyat dari penghisapan Negara. IMM sebagai organisasi mahasiswa Islam perlu mempelajari Marxisme. Karena marxisme dengan Islam mempunyai kesinambungan, sama-sama melawan sebuah penindasan demi terciptanya socialism. Socialism ini adalah merupakan masyarakat tanpa kelas. Adapun salah satu ayat surat Al Mukminun ayat 52 mengatakan: "Sesungguhnya ini, ummat kamu, ummat yang satu dan Aku Tuhanmu, sebab itu takutlah kepada Ku. "Menurut Mansour Fakih dalam tulisannya "Mencari Teologi untuk Kaum Tertindas", bahwa doktrin tauhid adalah tema pokok setiap teologi dalam Islam. Tauhid dalam teologi pembaharuan, berkisar sekitar ke-Esaan Tuhan, dengan penolakan terhadap penafsiran terhadap Tuhan. Tauhid dalam perspektif "teologi kaum tertindas" lebih ditekankan kepada keesaan ummat manusia. Dengan kata lain doktrin Tauhid menolak segenap bentuk diskriminasi dalam bentuk warna kulit, kasta ataupun kelas. Konsep masyarakat Tauhidi adalah suatu konsep penciptaan masyarakat tanpa kelas
          Menurut HOS Tjokroaminoto melalui bukunya "Islam dan Sosialisme" yang ditulisnya pada bulan November 1924 di Maitarat, bahwa menghisap keringatnya orang-orang yang bekerja, memakan hasil pekerjaan lain orang, tidak memberikan bagian keuntungan yang mestinya (dengan seharusnya) menjadi bahagian lain orang yang turut bekerja mengeluarkan keuntungan semua perbuatan yang serupa itu (oleh Karl Marx disebut memakan keuntungan "meerwaarde" (nilai lebih) adalah dilarang dengan sekeras-kerasnya oleh agama Islam, karena itulah perbuatan "riba" belaka. Dengan begitu maka nyatalah agama Islam memerangi kapitalisme sampai pada "akarnya", membunuh kapitalisme mulai dari pada benihnya. Oleh karena pertama-tama sekali yang menjadi dasarnya kapitalisme, yaitu memakan keuntungan meerwaarde sepanjang fahamnya Karl Marx dan "memakan riba", sepanjang fahamnya Islam.
          Dengan IMM sebagai actor pembebasan seyogyanya harus mempunyai system filsafat yang baik sebagai pisau analis. Maka dengan ini saya tegaskan bahwa MDH sebagai alat analisis untuk melakukan sebuah gerakan pembebasan. MDH tidak menyimpang dengan ajaran Islam.

E. IMM Sebagai Gerakan Mahasiswa Pembebasan
          Dari beberapa sub bab di atas, saya mencoba menawarkan konsep dari gerakan pembebasan. IMM sebagai organisasi mahasiswa yang bergerak dibiang keilmuan, kemahasiswaan dan social seyogyanya mampu membebaskan masyarakat dari belenggu penghisapan capitalisme sehingga mampu meberantas kebodohan, penghisapan, kemiskinan, dan kelaparan di muka bumi Indonesia raya ini. IMM sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna cita-cita Muhammadiyah ini haruslah mempunyai teroosan-terobosan baru dibidang intelektual dan kegiatan social agar dapat menjadikan ciri dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
          IMM tidak hanya berkutat dalam isu-isu keagamaan, akan tetapi IMM juga mampu memberikan pandangan politik demi kemajuan Bangsa dan Negara. IMM sebagai organisasi besar senantiasa mampu berperan aktif dalam mengiring perkembangan Bangsa dan Negara. Tak terlepas dari Ideologi Muhammadiyah dan Trilogy IMM, dengan menggunakan materialism dialectic history IMM dapat bergerak lebih progresif dan lebih masiv dalam menanggapi isu-isu pemerintahan yang berkembang.
          IMM sebagai organisasi yang selalu berkembang dari masa ke masa. Setiap masa mempunyai tujuan dan cita-cita yang hampir tidak sama sesuai dengan keadaan sosiopolitik di Indonesia. Lambat laun IMM harus memiliki perubahan dan perkembangan secara signifikan, dari segi pemikiran dan gerakan. Jangan pernah hilangkan budaya diskusi dan membaca demi tercapainya pencerahan yang sebenar-benarnya.
Salam Sukses Sejati,
Billahi fi sabilil haq, fastabikul khairot
Wassalamu’alaikum wr. wb.


IMMawan Muh. Alifuddin

Tidak ada komentar: