Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah
SEBAGAI GERAKAN PEMBEBASAN
A. Pendahuluan
Pergolakan mahasiswa telah lama
terbangun sejak masa penjajahan sampai masa kemerdekaan dan sekarang. Tentunya
cita-cita dan kondisi perjuangan mahasiswa berbeda setiap zamannya. Pada masa
pra kemerdekaan tujuan dan kondisi perjuangan mahasiswa Indonesia adalah
merebut dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Lain
halnya ketika masa post kemerdekaan perjuangan mahasiswa beralih menjadi
gerakan penyeimbang dan pengontrol kinerja pemerintah. Dalam film Soe Hok Gie
digambarkan bahwa pada tahun 1965 mahasiswa berbondong-bondong dalam aksi
menolak pemerintahan orde lama. Selain itu tahun 1998 terjadi sebuah revolusi
besar yang dilakukan mahasiswa terhadap pemerintahan Indonesia dengan
mengundurkannya dictator orde baru yaitu presiden Soeharto. Akan tetapi
ternyata polemic Negara kita tidak pernah selesai maka dengan demikian tugas
mahasiswa sebagai agen perubahan, agen control, dan intelektual takan pernah
selesai.
Era revormasi sampai dengan sekarang
telah mengalami banyak perubahan dalam dunia pergerakan mahasiswa. Banyak
kepentingan elit politik menunggangi setiap gerakan mahasiswa. Sehingga
idealism mahasiswa semaikin bias. Lantas apa yang kita harus lakukan sebagai
mahasiswa? Upaya untuk menggerogoti idealism mahasiswa telah berhasil sejauh
ini. Sehingga aksi-aksi yang dilakukan oleh mahasiswa tidak direspon positif
oleh masyarakat karena mengingat mahasiswa sudah luntur idealismenya dan sudah
ditunggangi kepentingan elit politik tertentu.
Bagaimana dengan IMM? Saya kira IMM
lambat laun semakin kehilangan ruh pergerakannya. Hal ini terlihat jelas bahwa
sebagian besar kader IMM berkutat pada nilai-nilai religious. Sehingga mudah
sekali digerogoti oleh paham-paham baru seperti paham gerakan Islam
Transnasional. Ini yang mengakibatkan pola gerakan IMM sama halnya dengan
Lembaga Dakwah Kampus. Padahal sejatinya cirri dari pergerakan mahasiswa adalah
progresifitas yang tinggi dalam mengawal kemajuan kampus, daerah dan Negara.
Di sini kita perlu konsepsi dimana
kedepan IMM akan lebih progresif dalam gerakannya. Tidak hanya dalam gerakan
dakwah dan social akan tetapi IMM harus turun serta dalam mengawal Bangsa
Indonesia untuk lebih baik. Turun serta di sini
bukan berarti IMM secara terbuka ikut berpolitik praksis, akan tetapi
IMM harus menjadi stabilitas kehidupan social, Bangsa dan Negara. IMM sebagai
organisasi mahasiswa yang salah satu tujuanya adalah untuk mencetak kader
bangsa ini harus mempunyai pemetaan yang jelas untuk menjadi kader bangsa.
Kadar bengsa disini adalah wilayah-wilayah strategis dalam pemerintahan yang
mana para kader out put IMM harus menempati ruang itu, sebagai salah satu
jembatan untuk memajukan organisasi.
Di sini, dalam tulisan ini saya akan
mencoba memberikan konsepsi saya mengenai IMM sebagai gerakan mahasiswa yang
membebaskan. IMM secara harus berupaya menafsirkan sesuatu secara kontekstual,
insklusif dan progreseif sehingga perjuangan yang akan dilakukan IMM lebih
mengarah pada pembebasan. Dalam makalah ini, yang akan saya awali pertama
adalah menggambarkan konsep gerakan IMM itu sendiri, kemudian baru saya akan
bagaimana gmabaran gerakan pembebasan dan akan saya tawarkan konsep mengenai
gerakan IMM yang membebaskan.
B. Konsep
Gerakan IMM
IMM sebagai organisasi mahasiswa
mempunyai konsep gerakan yang tidak sama dengan yang lainnya. Selain sebagai
gerakan mahasiswa, IMM sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, yang
berlandaskan atas Al-Quran dan As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah ini sebagai
pedoman hidup umat manusia, sehingga gerakan dakwah IMM merupakan gerakan
dakwah tajdid seperti Muhammadiyah ayahanda dari IMM.
Selanjutnya, IMM mengenal trilogy yang
menjadi kebanggaan para kadernya yaitu intelektual, humanis, dan religius. Ketiga
trilogy tersebut merupak interpretasi dari tugas mahasiswa secara umum yaitu
sebagai agent of change, agent of social control, dan agent intellectual.
Berdasarkan hal tersebut, kadr IMM harus mempunyai intelektual yang tinggi dan
mapan, peduli dengan keadaan social dan takwa terhadap Alloh Swt. Dalam
gerakannya IMM berupaya menciptakan kader intelektual religious dan kader
social religious. Ini dapat dilihat dari event-event yang dilaksanakan.
Lambat laun perkembangan tajdid
haruslah dirubah dalam paradigm kader-kader penerus Muhammadiyah. Karena dalam
menuju abad ke dua ini, Muhammadiyah telah terjebak dalam konservatisme ke
modernannya. Hal ini dapat dilihat Muhammadiyah hanya terus-menerus
mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah, akan tetapi dalam segi pemikiran
Muhammadiyah telah jauh tertinggal dengan tetangganya sendiri yaitu Nahdlatul
Ulama. M. Dawam Raharjo dalam buku Satu
Abad Muhammadiyah mengatakan Muhammadiyah
mengalami kemunduran lantaran sikap konservatisme dan fundamentalismenya. Hari
depan Muhammadiyah dengan demikian adalah hari depan yang suram karena tidak
lagi mewakili pemikiran yang moderat dan modern di Indonesia.
Apa yang dialami Ayahandanya
Muhammadiyah di atas juga dialami oleh IMM. IMM hanya berkutat pada pemikiran
konservatif dan fundamentalisme, sehingga dengan mudah IMM dapat digerogoti
oleh ideology-ideologi yang tidak baik demi perkembangan pergerakan IMM kedepan
dan secara perlahan-lahan akan menghilangkan ideology Muhammadiyah. Seperti
dimasukinya faham Islam Transnasional seperti Hizbut Tahrir yang membawa misi
politik inernasional yaitu mendirikan khilafah. Bentuk sumbangsih dari
pemikiran IMM itu seperti apa. Selama ini, dalam perjalanan saya aktif di IMM
belum menemukan cirri pemikiran dari IMM. Adapun trylogi IMM adalah hanya
sebuah identitas atau jati diri dari IMM. Akan tetapi saya sering
bertanya-tanya mengenai trilogy tersebut karena sejatinya gambaran trilogy
tersebut dalam diri kader IMM Bima saya belum menemukan.
C. Gerakan Pembebasan
Saya
awali dengan arti dan makna pembebasan. Kata pembebasan berasal dari kata free/freedom yang artinya bebas/merdeka.
Pembebasan dalam benak saya merupakan sebuah paradigm membebaskan umat manusia
dari ketertindasan, dari belenggu kebodohan dan kemiskinan. Terciptanya
ketimpangan social seperti kemiskinan dan kebodohan merupakan hasil dari
penindasan system kapitalisme yang berkembang. Dalam kapitalisme rakyat
Indonesia dijadikan alat produksi, dikuras habis tenaga dan pikirannya demi
mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya ini yang dimaksud dengan penghisapan.
Lebih luas lagi selain itu, masyarakat Indonesia dijajah dengan budaya negative
yang dibawa melalui media televisi dan inernet.
Dalam
teori marxisme, dengan adanya penghisapan oleh sebuah di Negara maka akan
menciptakan kelas social. Kalas social yang dimaksud adalah kelas pemodal dan
kelas buruh. Para buruh ini kemudian dihisap dengan dipekerjakan dengan upah
yang sangat minim. Maka disinilah terjadinya sebuah ketidak merataannya social.
Orang kaya bertambah kaya dan orang miskin bertambah miskin. Gerakan pembebasan
kemudian dilakukan oleh para buruh untuk menuntut hak mereka. Maka disebut
dengan perjuangan kelas. Perjuangan kelas ini dilakukan oleh kaum proletariat, kaum buruh, orang-orang
miskin, petani, dan tukang becak. Gerakan para kaum proletat ini merupakan
gerakan pembebasan atau gerakan revolusioner demi terciptanya Negara tanpa
kelas atau Karl Marx menyebutnya dengan masyarakat komunis.
Kita
lihat founding father kita yaitu Soekarno. Dalam masa perjuangan kemerdekaan
Soekarno membawa gerakan pembebasan dalam bingkai marhaenisme. Marhaenisme ini berangkat dari marxisme dan keadaan
social Indonesia, yang notebene adalah para peteni, dan para buruh. Ini yang
menjadi landasan perjuangan bangsa Indonesia pada tempo dulu. Selin itu kita
lihat Tan Malaka. Tan Malaka adalah tokoh filsafat asli dari Indonesia yang
mempunyai konsep yang cukup matang dalam mengupas keadaan tatanan social
Indonesia. Bukunya yang terkenal dan sering menjadi rujukan para kaum
pergerakan adalah Materialisme Dialektika dan Logika (MADILOG). Sejatinya kedua
tokoh tersebut adalah beragama Islam. Akan tetapi demi membebaskan masyarakat
dari kungkungan penjajahan mereka menggunakan teori marxisme sebagai alat
analisis dan gerakannya.
Selain itu, di dunia Islam kita mengenal Muhammad Abduh, Hasan Hanafi,
Asghar Ali Enginer,
Muhammad Arkon dan para pemikir Islam lainnya. Mereka mengangkat persoaalan pendidikan,
kemanusiaan dan pembelaan terhadap kaum perempuan yang merupakan bentuk
pembebasan dalam pemikiran Islam. Kita sebagai mahasiswa muslim harus mempunyai
pemikiran yang prgresif. Pemikiran-pemikiran revolusioner dari Hasan Hanafi dan
Asghar Ali Enginer jangan menjadi asing untuk kita. Pemikiran-pemikiran meraka
akan menjadi sebuah pencerahan untuk kita.
Cendikiawan muslim Indonesia seperti Buya Syafii Maarif, K.H. Abdurrahman
Wahid, Noor Cholis Madjid dan tokoh pluralism lainnya memberikan sumbangsih
begitu besar dalam pemikiran Islam. Islam terasa luas dan begitu lunak jika dimaknai secara
universal. Sesuai dengan kemajemukan bangsa Islam sejatinya menjadi agama
rahmatan lil alamin. Ini adalah sebuah bentuk representative yang sangat baik
dari hubungan manusia dengan manusia. Dalam bingkai pluralism bukan berarti
membentuk agama baru, akan tetapi lewat pluralism dapat menyatukan seluruh
komponen umat beragama dalam menjunjung tinggi bangsa yang satu bangsa
Indonesia.
Selain
itu, pendiri Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan mempunyai pemikiran yang progresif
dalam upaya merubah dan memajukan tatanan social. Dalam teology al-ma’un
semangat bersosial yang menjadi cirri dari pergerakan Muhammadiyah. Ini
merupakan sebuah bentuk pembebasan. Dimana dalam teology al-ma’un memberantas
kemiskinan dan kebodohan adalah suatu hal yang utama dalam upaya membangun dan
mencerdaskan bangsa. Demikianlah beberapa gerakan pembebasan yang saya
gambarkan.
D. MDH
Sebagai Alat Analis gerakan IMM
Kita mulai dari penjelasan MDH. Apa
itu MDH? MDH merupakan kepanjangan dari kata Materilalisme Dialektika Historis.
Materialisme Dialektika adalah sebuah metode berpikir dalam menganalisa
penindasan-penindasan yang terjadi pada manusia dan dilakukan oleh manusia. MDH
ini diciptakan oleh tokoh filsafat terkenal dari jerman yaitu Karl Marx (1883).
Marx adalah tokoh revolusioner yang hidupnya digunakan demi kemanusiaan. Marx
dalam menulis bukunya bekerjasama dengan Fredric Angles.
Kenapa MDH sebagai alat analisi IMM?
IMM sejatinya adalah sebuah pergerakan mahasiswa. Sebuah pergerakan mahasiswa
mempunyai cirri progresif dan masiv. Materilisme Dialektis Historis sangat
cocok sebagai alat analisis teman-teman di IMM. Hal ini kerena MDH merupakan
sebuah teori dan praksis dalam upaya mengalisa penindasan penindasan yang
terjadi di Negara kita. Dalam MDH lebih mengutamakan praktik dibandingkan teori
akan tetapi dalam mempelajari MDH kita tidak dapat terlepas dari bacaan
teori-teori yang berkembang kemudian untuk dipraktekan.
Ciri dari MDH adalah adanya sebuah
perjuangan kelas. Seperti dikatakan di atas, perjuangan kelas ini muncul karena
danya penghisapan pada manusia. MDH adalah suatu senjata teori atau moril bagi
proletariat untuk mengubah sistem masyarakat lama, menghapuskan penghisapan
manusia oleh manusia dan menciptakan dunia baru yaitu masyarakat tanpa kelas.
Tegasnya, MDH dan proletariat adalah dua hal yang tidak
dapat dipisah-pisahkan dalam mewujutkan
masyarakat tanpa kelas itu. Seperti yang ditegaskan oleh Marx, bahwa
proletariat mendapatkan senjata morilnya pada MDH, sedangkan MDH mendapatkan
senjata materiilnya pada proletariat. Kita adalah bagian dari proletariat yang
turut dihisap oleh system Negara yang menindas.
IMM dengan teori MDH akan memberikan
kontribusi penting dalam membebaskan rakyat dari penghisapan Negara. IMM
sebagai organisasi mahasiswa Islam perlu mempelajari Marxisme. Karena marxisme
dengan Islam mempunyai kesinambungan, sama-sama melawan sebuah penindasan demi
terciptanya socialism. Socialism ini adalah merupakan masyarakat tanpa kelas.
Adapun salah satu ayat surat Al Mukminun ayat 52 mengatakan: "Sesungguhnya
ini, ummat kamu, ummat yang satu dan Aku Tuhanmu, sebab itu takutlah kepada Ku.
"Menurut Mansour Fakih dalam tulisannya "Mencari Teologi untuk Kaum
Tertindas", bahwa doktrin tauhid adalah tema pokok setiap teologi dalam
Islam. Tauhid dalam teologi pembaharuan, berkisar sekitar ke-Esaan Tuhan,
dengan penolakan terhadap penafsiran terhadap Tuhan. Tauhid dalam perspektif
"teologi kaum tertindas" lebih ditekankan kepada keesaan ummat
manusia. Dengan kata lain doktrin Tauhid menolak segenap bentuk diskriminasi
dalam bentuk warna kulit, kasta ataupun kelas. Konsep masyarakat Tauhidi adalah
suatu konsep penciptaan masyarakat tanpa kelas
Menurut HOS Tjokroaminoto melalui
bukunya "Islam dan Sosialisme" yang ditulisnya pada bulan November
1924 di Maitarat, bahwa menghisap keringatnya orang-orang yang bekerja, memakan
hasil pekerjaan lain orang, tidak memberikan bagian keuntungan yang mestinya
(dengan seharusnya) menjadi bahagian lain orang yang turut bekerja mengeluarkan
keuntungan semua perbuatan yang serupa itu (oleh Karl Marx disebut memakan
keuntungan "meerwaarde" (nilai lebih) adalah dilarang dengan
sekeras-kerasnya oleh agama Islam, karena itulah perbuatan "riba"
belaka. Dengan begitu maka nyatalah agama Islam memerangi kapitalisme sampai
pada "akarnya", membunuh kapitalisme mulai dari pada benihnya. Oleh
karena pertama-tama sekali yang menjadi dasarnya kapitalisme, yaitu memakan
keuntungan meerwaarde sepanjang fahamnya Karl Marx dan "memakan
riba", sepanjang fahamnya Islam.
Dengan IMM sebagai actor pembebasan
seyogyanya harus mempunyai system filsafat yang baik sebagai pisau analis. Maka
dengan ini saya tegaskan bahwa MDH sebagai alat analisis untuk melakukan sebuah
gerakan pembebasan. MDH tidak menyimpang dengan ajaran Islam.
E. IMM
Sebagai Gerakan Mahasiswa Pembebasan
Dari beberapa sub bab di atas, saya
mencoba menawarkan konsep dari gerakan pembebasan. IMM sebagai organisasi mahasiswa
yang bergerak dibiang keilmuan, kemahasiswaan dan social seyogyanya mampu
membebaskan masyarakat dari belenggu penghisapan capitalisme sehingga mampu
meberantas kebodohan, penghisapan, kemiskinan, dan kelaparan di muka bumi
Indonesia raya ini. IMM sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna cita-cita
Muhammadiyah ini haruslah mempunyai teroosan-terobosan baru dibidang
intelektual dan kegiatan social agar dapat menjadikan ciri dari Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah.
IMM tidak hanya berkutat dalam isu-isu
keagamaan, akan tetapi IMM juga mampu memberikan pandangan politik demi
kemajuan Bangsa dan Negara. IMM sebagai organisasi besar senantiasa mampu
berperan aktif dalam mengiring perkembangan Bangsa dan Negara. Tak terlepas
dari Ideologi Muhammadiyah dan Trilogy IMM, dengan menggunakan materialism
dialectic history IMM dapat bergerak lebih progresif dan lebih masiv dalam
menanggapi isu-isu pemerintahan yang berkembang.
IMM sebagai organisasi yang selalu
berkembang dari masa ke masa. Setiap masa mempunyai tujuan dan cita-cita yang
hampir tidak sama sesuai dengan keadaan sosiopolitik di Indonesia. Lambat laun
IMM harus memiliki perubahan dan perkembangan secara signifikan, dari segi
pemikiran dan gerakan. Jangan pernah hilangkan budaya diskusi dan membaca demi
tercapainya pencerahan yang sebenar-benarnya.
Salam
Sukses Sejati,
Billahi
fi sabilil haq, fastabikul khairot
Wassalamu’alaikum
wr. wb.
IMMawan
Muh. Alifuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar